Minggu, 13 November 2016
Pendakian Gunung Ciremai
Air Terjun Cibali, majalengka
Minggu, 30 Oktober 2016
Capolaga
Sumber: Google
Curug Cileat
Sumber: Google
Batu Kapur
Sumber: Google
pantai tirtamaya, indramayu
Masih Menjadi Andalan Obyek Wisata Pantai Di Indramayu.
Pantai Tirtamaya di Desa Juntinyuat, Kecamatan Juntinyuat, Indramayu. Tempat wisata ini masih menjadi andalan Pemkab Indramayu untuk menarik banyak wisatawan untuk bisa berkunjung ke Kabupaten Indramayu.Sekarang pantai ini kabarnya juga sudah menjadi pintu masuk menuju pulau biawak. Tentu saja pantai ini sedang digarap secara serius oleh Pemkab Indramayu untuk dijadikan destinasi wisata yang lebih menarik.
Disini kamu bisa barmain air dipantai atau hanya sekedar menikmati suasana pantai.
Lokasi : Pantai Tirtamaya, Desa Juntinyuat, Kec. Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat.
Liburan Seru ke Pantai Pangandaran Yang Mempesona
Beberapa hal yang menjadi ciri khas dan istimewa dari Pantai Pangandaran di antaranya:
- Anda dapat melihat keindahan sunrise dan sunset dari satu tempat yang sama di Pantai Pangandaran
- Pantai Pangandaran memiliki bibir pantai yang landai dengan air laut yang jernih, serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita untuk berenang agak lama dengan aman
- Pantai Pangandaran menyungguhkan hamparan pasir putih yang mempesona
- Tim SAR di Pantai Pangandaran sangat berpengalaman dan siap menyelamatkan anda jika terjadi sesuatu yang tidak terduga
- Akses jalan menuju Pantai Pangandaran sudah baik dengan aspal mulus dan penerangan jalan yang memadai
- Terdapat taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang mempesona.
- Di sini merupakan tempat pendaratan tentara Jepang semasa Perang Dunia II, oleh karenanya di sini masih terdapat beberapa gua pertahanan bala tentara Jepang yang dulu dijadikan tempat-tempat persembunyian tentara Jepang yang berniat menyerang tentara Belanda.
Selain itu, anda dapat melihat terbit dan terbenamnya matahari dari satu tempat yang sama. Bagi anda yang suka menyelam, di Pantai Pangandaran ini terdapat taman laut dengan aneka fauna dan flora lautnya yang eksotik. Sebagian besar jalan di sekitar Pantai Pangandaran ini sudah beraspal mulus, sehingga anda dapat dengan mudah mengelilingi kawasan tersebut dengan sepeda motor atau sepeda biasa. Jika malam tiba, anda disajikan pesona malam yang indah di Pantai Pangandaran, karena Pantai Pangandaran telah dilengkapi dengan lampu penerangan yang memadai.
Setiap tahun, di Pantai Pangan daran terdapat sebuah event atau kebudayaan, yaitu Hajat Laut, yakni upacara yang dilakukan nelayan di Pangandaran sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini dilaksanakan oleh penduduk sekitar pada bulan Muharam setiap tahun, dengan mengambil lokasi di Pantai Pangandaran sebelah Timur. Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran International Kite Festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya juga bisa kita saksikan pada tiap bulan Juni atau Juli.
Fasilitas yang ada di Kawasan Pantai Pangandaran antara lain:
- Tempat parkir yang cukup luas. Bis besar bisa masuk ke kawasan parkir ini.
- Pelayanan pos, telekomunikasi dan money changer
- Gedung bioskop, diskotik
- Pramuwisata dan Pusat Informasi Pariwisata
- Bumi perkemahan
- Sepeda dan ban renang sewaan
- Parasailing dan jetski
- Waterboom
Keheningan di Danau Tengah Hutan: Situ Gunung, Sukabumi
Photo Via: Keril Doank
Terletak di kaki Gunung Gede terletak harta karun terpendam yang pastinya bakal disukai oleh orang-orang yang sudah jenuh akan hiruk-pikuk kota besar.
Hanya empat jam perjalanan baik dari Jakarta maupun Bandung, Situ Gunung termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang sangat luas. Dengan luas beberapa ratus meter, mendayung perahu mengitari danau ini membutuhkan usaha ekstra.
Saking jarangnya orang yang berwisata di tempat ini, Anda tak perlu mengunjunginya saat hari kerja untuk menghindari kerumunan turis.
Kalau enggan meninggalkan tempat nan menawan ini, Anda juga dapat menyewa beberapa vila yang terdapat di sekitarnya.
Jika ingin lebih mendekatkan diri dengan alam, di sini terdapat pula area perkemahan tempat Anda bisa melewatkan malam di dalam tenda ditemani suara-suara serangga dan hembusan angin. Tapi pastikan untuk memberitahu petugas jaga demi alasan keselamatan.
Berkelok-kelok Menuju Hamparan Permadani Hijau: Pangalengan, Bandung
Photo Via: johanesadriano, Hamzah-U-Mustakim
Kalau Anda sudah pernah ke Situ Patengan, maka di kawasan Pangalengan yang berjarak 45 kilometer di selatan Bandung juga terdapat danau yang berukuran lebih besar, yaitu Situ Cileunca.
Photo via dimaskaisar
Di sini Anda bisa mengitari danau dengan perahu, namun kalau ingin mencoba yang lain, ada juga Jembatan Cinta.
Bukan cuma itu saja, di Pangalengan Anda juga bisa berkunjung ke perkebunan teh Malabar untuk mempelajari proses produksi teh dari mulai penanaman hingga ke pengemasan, lalu lanjut berziarah ke makam tuan tanah nan dermawan yang mendedikasikan hidupnya untuk Bandung, yaitu Karel Albert Rudolf Bosscha.
Photo via m_herwin
Perkebunan teh yang berbukit-bukit sejauh mata memandang tampak seperti hamparan permadani hijau. Rasanya sayang kalau pemandangan indah ini tidak diabadikan lewat kamera.
Photo via shinta irawati
Perjalanan menuju ke tempat ini pun tak kalah memukau. Jalanan aspal yang mulus dan berkelok-kelok tentunya memberikan kenikmatan tersendiri saat berkendara.
Danau Hijau yang Elok di Kawah Gunung Galunggung, Tasikmalaya
Photo Via: Ahmad-Syukaeri
Saking hebatnya letusan yang terjadi, sampai-sampai sebuah kaldera terbentuk di puncak gunung tersebut dan seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan terisi oleh air yang berasal dari tanah dan guyuran hujan sehingga terciptalah sebuah danau di dasar kawah.
Untuk menuju tepi kawah dari tempat parkir terdekat dibutuhkan tenaga ekstra – bersiaplah menaiki 620 buah anak tangga!
Photo Via: Galunggung
Jangan khawatir, rasa letih Anda bakal lenyap seketika saat bisa melihat panorama menakjubkan Kota Tasikmalaya dari kejauhan, dikelilingi oleh tanaman hijau sejauh mata memandang. Begitu tiba di puncak pemandangan yang disuguhkan akan jauh lebih memesona. Perpaduan antara danau berwarna hijau dan abu vulkanis kecoklatan di sekitarnya, serta aneka tanaman hijau yang menutupi permukaan lerengnya membuat perjalanan ini tak sia-sia.
Photo Via: Ahmad-Syukaeri
Setelah beristirahat sejenak dan memulihkan tenaga dengan semangkuk mi instan dan secangkir kopi di warung-warung kecil yang ada di sini, Anda dapat lanjut menyusuri hutan untuk mencapai lokasi yang lebih dekat dengan danau tersebut. Atau bisa juga bersembahyang di sebuah masjid kecil yang terdapat di salah satu sudut kawah tersebut.
Gunung Lembu, Purwakarta
Purwakarta mungkin bukan pilihan utama Anda untuk melihat-lihat pemandangan di Jawa Barat, namun begitu menjejakkan kaki di Gunung Lembu Anda akan dibuat terkesima oleh keindahan tersembunyi yang dimilikinya.
Photo via Vincentius Reinaldi Ferdinand
Meskipun ada tiga puncak gunung lain di sekeliling Waduk Jatiluhur, namun Gunung Lembu merupakan yang paling mudah diakses, dengan ketinggian hanya 700 meter di atas permukaan laut.
Photo Via: Rony GP
Tapi jangan lengah, walaupun gunung ini tidak terlampau tinggi, untuk menaklukkannya dibutuhkan tenaga dan usaha ekstra keras. Umumnya para pendaki membutuhkan waktu sekitar tiga jam trekking menuju ke puncak.
Bahkan di awal-awal perjalanan saja Anda sudah akan dihadapkan oleh medan yang sangat berat. Para pendaki harus berjalan melintasi hutan bambu yang cukup lebat dengan lereng yang lumayan curam, sekitar 45 derajat. Oleh karena itu dianjurkan agar tidak mendaki Gunung Lembu saat musim penghujan, karena tanah yang berlumpur bisa membuat perjalanan Anda tambah berat.
Photo Via: arissevtiee
Namun semua usaha itu akan terbayar lunas begitu Anda mencapai Batu Lembu, yang menyuguhkan panorama menakjubkan dari Waduk Jatiluhur dan gunung-gunung di sekitarnya. Dan hanya beberapa meter dari puncak gunung terdapat dataran yang dapat Anda pergunakan untuk beristirahat serta mendirikan tenda. Dijamin, dari sini pemandangan matahari terbit di keesokan harinya akan sangat indah!
Gunung Papandayan, Garut
Namun menurut para pecinta alam, gunung ini termasuk cocok bagi para pendaki pemula, karena untuk mencapai area perkemahan di Papandayan Anda hanya perlu trekking selama dua jam saja.
Photo via: Untung09
Usai mendirikan tenda, pendaki dapat berjalan-jalan di Tegal Alun, sebuah padang bunga Edelweiss terluas di Jawa Barat sekaligus tempat terbaik untuk melihat matahari terbit.
Photo via: Stenisia
Spot lain yang tak kalah uniknya adalah Hutan Mati yang menyuguhkan pemandangan yang begitu eksotis. Tempat ini dulunya adalah hutan yang habis terbakar akibat letusan gunung berapi, dan hanya menyisakan batang-batang pohon mati.
Cukang Taneuh, Pangandaran
Setelah pelampung terpasang rapi, maka petualangan menyusuri aliran sungai berkelok di antara tebing hijau ini pun dimulai.
Photo Via: Youkeepustraveling
Di kanan-kiri Anda tampak aneka tumbuhan hijau menghiasi dinding-dinding batu yang terpahat secara alami sejak bertahun-tahun lalu.
hoto Via: Nico-Hopp youkeepustravelling
Di ujung perjalanan, Anda dapat turun dari perahu dan memanjat ke tumpukan batu-batu besar. Di sinilah petualangan yang sesungguhnya dimulai!
Dari situ Anda bisa terjun bebas ke sungai yang mengalir di antara Green Canyon, dan biarkan aliran airnya membawa Anda melalui beberapa rintangan yang menantang. Setiap sudut sungai ini menyimpan kejutan dan keseruan tersendiri.
Photo Via: youkeepustravellingcom
Puas menyusuri sungai di tengah hutan ini selama kurang lebih satu jam, Anda dapat beristirahat sejenak di tepian sambal menikmati sajian tradisional yang menggugah selera, seperti nasi bakar ayam yang dibungkus daun pisang, serta melepas dahaga dengan meneguk segarnya air kelapa muda.
Petualangan menyenangkan ini pun diakhiri dengan kembali naik perahu menuju hilir sungai yang bermuara di laut selatan, sembari menatap indahnya matahari tenggelam di cakrawala.
Sungguh pengalaman yang luar biasa!
Gunung Padang, Cianjur
Di lintasan gunung berapi di kawasan Cianjur terdapat sebuah penemuan besar yang sukses mengubah sejarah peradaban masa lalu.
Artist Impression (Photo Via: PaulKijlstra)
Ketika reruntuhan candi ditemukan di bukit setinggi 100 meter ini, awalnya semua orang menganggap itu hal biasa. Namun 20 tahun lalu barulah diketahui bahwa candi tersebut bukan berdiri di atas bukit, melainkan di sebuah piramida buatan manusia yang terkubur oleh tanah!
Photo Via: Andreas-Andryanto
Dari uji karbon, disimpulkan bahwa batu-batuan yang digunakan untuk membangun piramida ini diperkirakan telah berusia antara 9.000 hingga 20.000 tahun silam, atau 6.000 tahun sebelum Raja Tut membangun piramida-piramida di Mesir – dan menjadikannya sebagai piramida tertua di dunia.
Meski hingga saat ini bermacam penelitian sejarah masih berlangsung, namun Gunung Padang telah dibuka untuk umum. Untuk menuju puncaknya dibutuhkan waktu daki selama 20 menit melalui jalan setapak. Di teras pertama dan yang paling luas, pengunjung akan disambut oleh sebuah pohon besar.
Photo Via: galihnusahakim
Makin ke atas hingga menuju puncak, ukuran teras kian mengerucut sebagai simbol hierarki masyarakat di masa lalu.
Photo Via: PaulKijlstra
Photo Via: PaulKijlstra
Saat Anda berdiri di tengah-tengah tempat pemujaan purbakala yang dikelilingi oleh gunung berapi, pepohonan hijau, serta suasana yang begitu tenang, maka pikiran Anda pun akan terlena membayangkan kehidupan di masa pra-sejarah sambil melihat pemandangan nun jauh di bawah sana.
Curug Batu Templek, Bandung
Anda mungkin akan kesulitan mencari tahu cara menuju Curug Batu Templek jika bertanya pada warga Kota Bandung.
Sebagai fenomena geologi yang langka, Curug Batu Templek sebetulnya merupakan retakan kecil dari lempeng bumi, yang terbentuk akibat pergerakan tektonis. Sehingga menyebabkan keluarnya air dari sela-sela bebatuan.
Begitu tiba di atas bukit, panorama Bandung Timur yang spektakuler bisa Anda lihat. Jangan kaget kalau Anda jadi satu-satunya pengunjung di sini!
Sementara itu sayup-sayup di kejauhan terdengar suara percikan air yang menandakan bahwa lokasi curug tersebut sudah dekat.
Photo Via: ricki_ip
Meskipun
curug ini tidak sulit untuk dicapai, namun lokasinya yang berada di
kawasan penambangan batu alam menjadikan nama Curug Batu Templek masih
asing di telinga.Sebagai fenomena geologi yang langka, Curug Batu Templek sebetulnya merupakan retakan kecil dari lempeng bumi, yang terbentuk akibat pergerakan tektonis. Sehingga menyebabkan keluarnya air dari sela-sela bebatuan.
Photo Via: aannnnpr
Waktu
yang tepat untuk mengunjungi curug ini adalah pada musim hujan
(biasanya antara bulan September dan Maret) ketika aliran air cukup
deras dan berwarna kecoklatan, sehingga menampilkan keunikan tersendiri.
Photo Via: chanderaaa
Karena
jalan menuju Curug Batu Templek berupa jalan setapak yang tidak terlalu
besar, cara terbaik untuk mengunjunginya adalah dengan kendaraan roda
dua. Setelah melewati para pengrajin batu alam di Pasar Impun, Anda
masih harus melalui beberapa tanjakan.Begitu tiba di atas bukit, panorama Bandung Timur yang spektakuler bisa Anda lihat. Jangan kaget kalau Anda jadi satu-satunya pengunjung di sini!
Sementara itu sayup-sayup di kejauhan terdengar suara percikan air yang menandakan bahwa lokasi curug tersebut sudah dekat.
Berkelana ke Dunia Purbakala Jurrasic World: Pulau Biawak, Indramayu
Anda tentu sudah familiar dengan Pulau Komodo di mana reptil purba raksasa komodo hidup berkeliaran dengan bebas.
Tapi tahukah Anda kalau tak terlalu jauh dari Jakarta, tepatnya di pesisir utara Indramayu juga terdapat sebuah pulau yang banyak dihuni oleh kadal raksasa?
Seperti namanya, Pulau Biawak merupakan habitat alami satwa liar biawak. Dulunya pulau ini tertutup untuk umum karena dijadikan lokasi penelitian milik pemerintah. Namun kini, asalkan berani, Anda bebas untuk menjelajahi setiap jengkalnya.
Photo Via: wisatapulaubiawak
Begitu perahu merapat di pantai Pulau Biawak yang berpasir putih, Anda akan langsung disambut oleh megahnya mercusuar kuno setinggi 65 meter yang sudah ada sejak jaman Belanda. Sungguh pemandangan yang luar biasa!
Langganan:
Postingan (Atom)